Advertisement
Ilustrasi Gagal Ginjal |
Ginjal dalam tubuh kita berjumlah dua dan mempunyai peranan yang sangat penting. Seandainya ada proses pengangkatan pada salah satu ginjal tersebut, maka ginjal yang satunya akan menggantikan posisinya. Sehingga ia akan bekerja untuk memenuhi fungsi kedua ginjal tersebut dan tubuh dapat membaik seperti saat masih memilih dua buah ginjal.
Menurut beberapa Ahli, ginjal yang satu akan menyesuaikan diri dengan cepat dan beratnya pun akan bertambah. Jika pada waktu Normal keadaan ginjal hanya 150 g, maka dalam kondisi ini, beratnya akan meningkat paling sedikit 200-250g hanya dalam hitungan bulan. Proses otomatis pada ginjal ini oleh para ahli dinamakan sebagai hipertrofi kompensasi. Inilah kelebihan dari ginjal yang mampu beradaptasi secara cepat untuk proses penyeimbangan dalam tubuh kita.
Fungsi dan tugas utama ginjal adalah mengekskresikan bahan-bahan yang tidak lagi dibutuhkan oleh tubuh ke dalam urine (tempat pengeluaran terakhir). Tugas penting ginjal lainnya ialah mengonservasi cairan atau mencegah terjadinya pengeluaran cairan yang berlebihan pada tubuh atau sebagai penyeimbang pengeluaran cairan pada tubuh manusia.
Bila bakteri, misalnya Streptococcus, masuk di dalam tubuh manusia, bakteri ini akan menimbulkan peradangan (inflamasi). Peradangan yang paling sering terjadi adalah peradangan dari tonsil, yaitu tonsilitis. Limfosit B akan segera membentuk antibodi (berasal dari group imunoglobulin G) yang spesif terhadap protein dari Streptococcus. Ini adalah satu mekanisme pertahanan tubuh terhadap bakteri. Jika di dalam darah penderita tersebut antibodi ini bertemu dengan molekul-molekul protein bakteri yang tersisa di dalam darah, maka keduanya akan membentuk suatu kompleks, suatu molekul besar yang kemudian bersirkulasi dalam darah.
Darah mengandung suatu bahan yang juga berasal dari protein yang disebut sebagai komplemen. Komplemen ini akan mengetahui adanya butir-butir protein yang abnormal di dalam glomelurus. Ia kemudian melekatkan dirinya pada butir-butir protein tersebut dan terjadilah suatu rangkaian reaksi. Reaksi yang paling penting adalah reaksi penarikan leukosit (granulosit) ke dalam glomelurus tersebut. Di dalam glomelurus ini, leukosit kemudian pecah, sehingga terjadilah suatu peradangan yang mengakibatkan hampir semua glomelurus pada kedua ginjal mengalami kerusakan berat di saat bersamaan. Hal inilah yang sering disebut sebagai glomerulonefritis akut pada manusia.
Apabila terjadi ultrafiltrasi, warna urine akan seperti cairan yang berasal dari sepotong daging mentah yang akan diletakkan di atas piring putih. Urine(kotoran) pada manusia akan terlihat sangat khas. Hal ini sebagai akibat atas timbulnya oliguria, bahkan anuria. Akibatnya, semua glomerulus akan mengalami kebocoran, sehingga urine akan banyak mengandung eritrosit dan protein plasma. Apabila urine tersebut dipanaskan sampai mendidih setelah mengalami asidifikasi dengan ditambah sedikit asam, maka akan terlihat adanya awan putih pada urine yang disebabkan oleh pengendapan (persipitasi) protein di dalamnya.
Natrium juga memainkan peranan penting dalam penimbunan cairan akut. Urine (kotoran) pada orang sehat biasanya mengandung natrium dengan jumlah milli-ekuivalen yang tepat sama dengan milli-ekuivalen natrium di dalam makanan, sehingga orang tersebut akan mempunyai balance natrium yang seimbang (sejumlah kecil natrium yang keluar melalui keringat dan feses dapat diabaikan). Pada glomelurus akut, natrium tidak lagi dapat dieksresikan oleh ginjal yang sakit. Jika penderita tetap makan garam dan jumlah natrium di dalam tubuhh akan meningkat dan tetap tinggal di ruang ekstraseluler. Ini kemudian yang akan menarik air dengan tenaga osmotiknya, sehingga dalam tubuh terjadi dua peningkatan volume cairan, yakni ekstraseluler dan darah yang bersirkulasi. Cairan berlebihan inilah yang kemudian menyebabkan gagal jantung. Selain itu juga, hipertensi akan semakin akut karena tekanan darah juga akan meninggi.
Dari proses tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada dua mekanisme penyebab terjadinya kenaikan darah. Pertama, natrium yang berlebih akan masuk ke sel-sel otot polos dari arteriol. Sel ini menyebabkan penyempitan arteriol, meninggikan ketahanan perifer dan menimbulkan hipertensi. Kedua, badan yukstaglomerular pada ginjal yang rusak akan melepaskan renin ke dalam aliran darah, sehingga menyebabkan hipertensi oleh pengaruh angiotensi II.
Dari kedua mekanisme timbulnya hipertensi tersebut, kita dapat melihat bagaimana tinjauan klinisnya. Secara umum pada penyakit ginjal yang sangat berat mungkin diperlukan transplantasi ginjal dari seorang donor. Namun, sebelum hal tersebut dilakukann, kedua ginjal penderita harus diangkat terlebih dahulu oleh ahli bedah. Jika ginjal yang sakit tersebut memproduksi renin dalam jumlah berlebihan, maka tekanan darah akan menjadi kembali normal ketika telah dilakukan pengangkatan terhadap ginjal itu sendiri. Namun sebaliknya, pada penderita yang menunggu untuk transplantasi ginjal, sementara ia sudah tidak mempunyai ginjal sama sekali, maka pemberian natrium yang berlebih akan menyebabkan terjadinya hipertensi berat melalui mekanisme yang pertama. Ginjal yang mengekskresikan hasil akhir dari metabolisme, terutama hasil akhir dari proses metabolisme protein adalah ureum.
Apabila fungsi ekskresi dari ginjal sudah rusak parahf, maka kecepatan pembentukan ureum dalam tubuh manusia kira-kira 30 g per hari, yang kemudian tertimbun di dalam darah. Karena ureum dapat menembus pada semua dinding sel, maka ia akan tertimbun juga pada semua cairan dalam tubuh, baik itu cairan ekstra maupun intraseluler.
Langkah-langkah Pengobatan Gagal Ginjal yang dapat dilakukan pada penderita, sebagai berikut :
- Penderita gagal ginjal diharuskan untuk tidur telentang di tempat tidur. Seperti diketahui bahwa aliran darah melalui ginjal akan lebih baik pada posisi telentang, sehingga akan mempercepat dalam proses penyembuhan.
- Jika Streptococcus masih tetap ada di tenggorokan penderita, maka dari itu streptococcus ini harus dihilangkan dengan memberikan antibiotik.
- Jumlah cairan yang diminum penderita gagal ginjal harus disesuaikan dengan jumlah cairan yang dikeluarkannya.
- Pemasukan natrium yang melalui makanan harus dibatasi sampai batas minimal.
- Pemasukan kalium juga harus dibatasi.
- Organ yang mengalami peradangan harus diistirahatkan, karena terjadinya ekskresi ureum yang banyak akan memperlambat penyembuhan.
Sumber :
- Sholeh S. Naga, 2013. Ilmu Penyakit Dalam. Yang Menerbitkan DIVA press : Jogjakarta