-->

Pengertian Financial Distress Menurut Para Ahli

Advertisement
Financial Distress
Pengertian  Financial Distress
Kondisi financial distress perusahaan didefinisikan sebagai tahap penurunan kondisi di mana mengalami laba bersih (net profit) negatif selama beberapa tahun, dan hasil operasi perusahaan tidak cukup untuk memenuhi kewajiban perusahaan (Insolvency). Insolvency dapat dibedakan dalam 2 kategori, yaitu:

1. Technical Insolvency
Bersifat sementara dan munculnya karena perusahaan kekurangan kas untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek.

2. Bankruptcy Insolvency
Bersifat lebih serius dan munculnya ketika total nilai hutang melebihi nilai total aset perusahaan atau nilai ekuitas perusahaan negatif.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan perusahaan menghadapi financial distress yaitu antara lain kenaikan biaya operasi, ekspansi berlebihan, ketinggalan teknologi, kondisi persaingan, kondisi ekonomi, kelemahan manajemen perusahaan dan penurunan aktifitas perdagangan industri. Dalam kondisi ekonomi yang tidak buruk, kebanyakan perusahaan yang mengalami financial distress adalah akibat dari kelemahan manajemen.

Pengukuran Financial Distres
Sangat sulit mendefinisikan secara obyektif tahap permulaan adanya kondisi financialdistress, sehingga dilakukan pengukuran financial distress oleh :
Edward I. Altman (1984)
Z-score =0,717 WC/TA + 0,847 RE/TA + 3,107 EBIT/TA + 0,42 BVE/BVD + 0,998 S/TA

Nilai Z kritis yang ditemukan yaitu 1,2; jika Z-score kurang dari 1,2 maka termasuk perusahaan yang mempunyai kemungkinan bangkrut, jika Z-score antara 1,2 – 2,90 termasuk dalam zone of ignorance. Sedangkan jika Z-score lebih dari 2,90 maka termasuk dalam perusahaan non-bankrupt. 

Turnaround
Pengertian Turnaround
Turnaround didefinisikan sebagai pembalikan arah perusahaan dari penurunan kinerja.

Menurut Supardi dan Mastuti (2003), turnaround diambil ketika manajemen mengalami kegagalan dalam membesarkan perusahaan sehingga prospek perusahaan menjadi tidak jelas dan mengalami krisis berkepanjangan, sehingga pemilik dan manajemen berusaha keras memutar arah organisasi.

Turnaround yang sukses adalah sebuah proses yang kompleks meliputi kombinasi dari faktor lingkungan, sumber daya internal, strategi perusahaan yang relevan

pada berbagai tahap penurunan kinerja, yang menghasilkan peningkatan kinerja keuangan/recovery Schendel dan Patton dalam Francis & Desai (2005).

Recovery dari financial distress didefinisikan sebagai cash flow yang lebih besar daripada hutang jangka pendek. Beberapa peneliti meyakini bahwa financial distress dapat diatasi ketika dilakukan tindakan yang cepat dalam perubahan manajemen dan pengaturan perusahaan mengenai strategi organisasi dan struktur perusahaan. Pada tahap awal ketika terjadi hambatan cashflow, harus segera dilakukan tindakan melalui efisiensi Wardhani (2006).

Proses Turnaround
Smith & Graves (2005) menyatakan bahwa strategi recovery dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :
  1. Orientasi efisiensi (Efficiency oriented)
  2. Orientasi usaha (Entrepreneurial oriented)
Jika penurunan kinerja perusahaan berasal dari operasi yang tidak efisien maka perusahaan harus mengadopsi strategi recovery yang berorientasi pada efisiensi (efficiency orientedstrategy), seperti pemotongan biaya dan pengurangan asset.

Jika strategi perusahaan tidak relevan lagi maka perusahaan harus membuat perubahan yang cocok dengan pasar yang dihadapi dengan mengadopsi strategi yang berorientasi pada usaha (entrepreneurial oriented strategies).

SiklusTurnaround
Barker dan Mone (1994) dalam Amalia (2008) menemukan 4 tahap kondisi selama siklus penurunan kinerja keuangan perusahaan dan turnaround, yaitu :
  1. Tahap pertama perusahaan berada dalam puncak kinerja keuangan dari 2 tahun sebelumnya.
  2. Tahap kedua, kinerja keuangan perusahaan berada dalam titik terendah setelah mengalami penurunan kinerja dan berada dalam kondisi financial distress.
  3. Tahap ketiga, perusahaan dalam tahap efisiensi sumber daya setelah mengalami retrenchment.
  4. Tahap keempat, perusahaan berada dalam kondisi sukses dalam turnaround (terecovery ) atau malah gagal (tidak terecovery).
Penelitian Terdahulu
Dalam mengatur proses turnarround, manajer harus mengutamakan pada upaya menahan penurunan kinerja, menggunakan sumber–sumber yang ada secara efektif atau mengganti sumber-sumber daya yang tidak efektif pada perusahaan. Variabel-variabel yang mempengaruhi recovery kinerja pada perusahaan yang mengalami financial distress telah diteliti oleh beberapa peneliti. Penelitian Yulia (2005) hanya menguji sebab-sebab penurunan kinerja perusahaan dengan menilai rasio keuangan perusahaan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independennya terhadap variabel dependennya, dengan kata lain tidak ada satupun rasio keuangan yang dapat digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress selain rasio – rasio yang digunakan dalam model Altman.

Persamaan dan perbedaan dengan penelitian terdahulu
Penelitian ini diilhami oleh penelitian oleh Amalia (2008), sehingga sebagian besar variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sama, yaitu tersedianya free Assets, dan CEO turnover. Namun, perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah variabel dan tahun penelitian yang digunakan, yaitu perusahaan non keuangan yang mengalami financial distress yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2005 sampai tahun 2010. Penelitian ini juga mencoba untuk menambah variabel baru yaitu assets retrenchment (penghematan asset), yang diilhami oleh penelitian D. Chaerul, (2004), dan diproksikan dengan pendapat yang menyatakan bahwa penerapan strategi retrenchment, biasanya merupakan langkah awal yang dilakukan, yang kemudian diikuti dengan usaha-usaha untuk melakukan turnaround. Dalam retrenchment, perusahaan mempertahankan ruang lingkup yang ada dengan menggunakan taktik sentralisasi dan spesialisasi produksi. Pendekatan sentralis, perusahaan melakukan pengurangan sumber daya manusia dan fisik secara permanen. 

Hubungan antar Variabel
Peran free assets dalam proses turnaround
Free assets digunakan sebagai proksi ukuran kemampuan perusahaan untuk menjamin pinjaman. Pengukuran sumber daya yang masih bebas yaitu jumlah aset yang melebihi jumlah total hutang, dibandingkan total asset Supardi dan Mastuti (2003).

Di Indonesia kesulitan keuangan (financial distress) diatur dalam UU. No.1 tahun 1998, disebutkan bahwa debitur yang mempunyai dua atau lebih kreditur dan tidak dapat membayar sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan tidak dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan pengadilan yang berwenang, baik atas permohonan sendiri, maupun atas permintaan seorang atau lebih krediturnya. Permohonan ini dapat juga diajukan oleh kejaksaan untuk kepentingan umum.

Jumlah free assets adalah variabel yang penting dalam membedakan perusahaan yang sukses direorganisasi atau yang gagal.

= Adanya Free assets berpengaruh negatif terhadap keberhasilan turnaround

Peran dari Assets Retrenchment ( efficiency-oriented strategy) dalam turnaround
Manajemen harus mengambil peran aktif dalam mengatasi penurunan kinerja perusahaan. Retrenchment merupakan tindakan efisiensi dengan mengurangi sumber daya perusahaan yang kurang efektif dan sangat berpengaruh terhadap turnaround. Pemotongan biaya, peningkatan efisiensi dan investasi teknologi memainkan peran penting dalam turnaround process. Peningkatan efisiensi akan meningkatkan pula profitabilitas dalam jangka pendek dan memungkinkan perusahaan melepaskan sumber-sumber yang dapat digunakan di tempat lain, serta dapat juga memainkan peran politik yang penting dalam memenangkan dukungan stakeholder D. Chaerul, (2004).Dari penjelasan tersebut maka dibentuklah hipotesis berikut ini:

= Penghematan asset berpengaruh positif terhadap keberhasilan turnaround.

Pengaruh CEO Turnover dalam proses turnaround
Penggantian CEO didefinisikan sebagai suatu peristiwa ketika CEO dari suatu organisasi digantikan dengan individu lain. Tindakan yang diambil dalam perusahaan yang mengalami penurunan kinerja ditentukan darikebijakan pimpinan. Top Management memainkan peran yang kuat dalam perusahaan. Perubahan pimpinan perusahaan dapat membantu menyumbangkan ide – ide baru, akan tetapi ditemukan bahwa turnaround yang sukses tidak selalu memerlukan perubahan CEO Smith & Graves (2005).

Diharapkan manajer senior yang baru dapat memberikan pandangan segar terhadap sebab-sebab penurunan, dan memberikan kemampuan serta motivasi yang diperlukan dalam perubahan organisasi.

Dari penjelasan tersebut maka dibentuklah hipotesis berikut ini:
= CEO turnover berpengaruhpositif terhadap keberhasilan turnaround.

DAFTAR PUSTAKA
  • Almilia, Luciana Spica dan Meliza Silvy, (2005), “Analisis Data Klasifikasi Rasio Keuangan Memprediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan Go Public dengan Analisis Multinomial Logit”,Konferensi Nasional Akuntansi, pp. 1-18.
  • Amelia Nuralata, (2007), “Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Yang Dapat memprediksi Probabilitas Kondisi Financial Distress”, Tesis Magister Manajemen Universitas Diponegoro.
  • Diana Atimiflaha. (2008).” Analisis Financial Distress Dengan Metode Z-Score untuk Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan.(Studi Pada Perusahaan Restoran, Hotel dan Pariwisata yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2003 – 2007). Skripsi Fakultas ekonomi Jurusan Manajemen. Universitas Islam Negri Maulana Malik ibrahim.
  • Djakman D. Chaerul, (2004), “Strategi Penjualan Aset dan Tekanan Keuangan”,Simposium Akuntansi Nasional 5.
  • Fachrudin, Khaira Amalia (2008), “Kesulitan keuangan perusahaan dan personal” Medan: USU Press. 
  • Fianindra, Aristya (2011), “ Penggunaan analisis rasio keuangan analisis Z Score dalam penilaian kinerja keuangan dan tingkat kebangkrutan pada perusahaan manufaktur yang go public di BEI ”, Skripsi Akuntansi Universitas Airlangga. 
  • Ghozali, Imam (2007), “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSSLanjutan”,Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
  • Hanafi, Mamduh M, (2004),”Manajemen Keuangan”, Yogyakarta :BPFE
  • Husnan, Suad,( 2001),“Corporate Governance dan Keputusan Pendanaan Perbandingan Kinerja Perusah aan dengan Pemegang Saham Pengendali Perusahaan Multinasional dan Bukan Multinasional”.Jurnal Riset - Akuntansi, Manajemen, Ekonomi. PPAM STIE Yo.
  • John D.Francis, Ashay B.Desai, (2005), “Situational and Organizational Determinants of Turnaround”, Management Decision, vol 43, 9, p.1203- 1224
  • Indonesian Capital Market Directory 2006
  • Indonesian Capital Market Directory 2007
  • Indonesian Capital Market Directory 2008
  • Indonesian Capital Market Directory 2009
  • Indonesian Capital Market Directory 2010
  • Malcolm Smith dan Christopher Graves, (2005), “Corporate Turnaround and Financial Distress”,Managerial Auditing Journal, Vol 20, No.3, pp.304- 320
  • Parulian, Safrida Rumondang. (2007). “Hubungan Struktur Kepemilikan, Komisaris Independen dan Kondisi Financial Distress Perusahaan Publik.” Integrity Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.1, No. 3, h.263-274.
  • Platt Harlan D., dan Platt Marjorie B. (2002), ”Predicting Corporate Financial Distress: Reflections on Choice-Based Sample Bias”,Journal of Economics and Finance, Vol. 26No. 2, pages 184 – 197.
  • Ramadhany, Alexander, (2004), “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur yang Mengalami Financial Distress di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Maksi , Vol. 4, pp. 146-160. 
  • Richard B. Whitaker, (1999), “ The Early Stage of Financial Distress”, Journal of Economics and Finance, Vol 23, no.2, p.123-133 
  • S.Munawir. ( 2002). “Analisis Informasi Keuangan.”Yogyakarta : Liberty Yogyakarta 
  • Sinta Kartika Wati.( 2008). “ Analisis Z-Score Dalam Mengukur Kinerja Keuangan Untuk Memprediksi Kebangkrutan Pada Tujuh Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta.”Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
  • Sugiyono.(2011). “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”. Bandung: Alfabeta. 
  • Supardi, Sri Mastuti, (2003), “Validitas Penggunaan Z score Altman Untuk Menilai 
  • Kebangkrutan Pada Perusahaan Perbankan yang Go public di Bursa Efek Jakarta”,KOMPAKno.7, p.68-9

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Related Posts
© Copyright Pengertian Dari - All Rights Reserved - Template Created by goomsite - Proudly powered by Blogger