Advertisement
Empati |
Pengertian Empati, Menurut Zoll dan Enz (2012) empati dapat diartikan sebagai kemampuan dan kecenderungan seseorang (“observer”) untuk memahami apa yang orang lain (“target”) pikirkan dan rasakan pada situasi tertentu.
Empati pertama kali diperkenalkan oleh Titchener (1909) sebagai terjemahan bahasa Inggris dari kata bahasa German “Einfühlung” (Vischer, 1873; Lipps, 1903) dimana aslinya digunakan dalam pelajaran estetika untuk menggambarkan hubungan antara seseorang dengan sebuah benda seni.
Selama abad 20 an istilah ini lebih diterapkan pada hubungan antar manusia, dengan kurang lebih dua penekanan yang timbul, salah satunya mengacu pada komponen afektif empati, dan lainnya mengacu pada komponen kognitif empati.
Empati merupakan salah satu bentuk emosi kesadaran diri, selain rasa malu,rasa cemburu, rasa bangga dan rasa bersalah. Menurut Darwin, emosi-emosi tersebut berawal dari perkembangan kesadaran diri dan melibatkan penguasaan peraturan dan standar (LaFreniere, 2000)
Sementara itu, Mead dalam Eisenberg (2000) menyatakan bahwa empati merupakan kapasitas mengambil peran orang lain dan mengadopsi perspektif orang lain dihubungkan dengan diri sendiri.
Para peneliti lain menyebut empati dengan mengacu kepada kemampuan kognitif untuk memahami kondisi mental dan emosional orang lain (Borke,1971, 1973; Deutsch & Madle, 1975 dalam Eisenberg, 2000) atau insight sosial(Dymond, 1950 dalam Eisenberg, 2000). Dengan kata lain empati melibatkan kognisi.
Dalam bidang klinis, empati didefinisikan dalam beberapa macam. Misalnya Rogers (1959) mengatakan bahwa empati berguna untuk memahami kerangka internal orang lain dengan akurat, dan dengan komponen dan arti yang melekat, seolah-olah menjadi orang lain tanpa meniadakan “kondisi seandainya” (Eisenberg, 2000).
Ahli klinis yang lain menyatakan bahwa definisi empati melibatkan efek kebersamaan, termasuk menempatkan diri pada posisi orang lain dan perbedaan yang jelas antara diri dengan orang lain (Katz, 1963 ; Kohut, 1959; Strayer, 1987 ; Wispe, 1986 dalam Eisenberg, 2000).
Beberapa psikolog sosial menggunakan empati untuk mengindikasi proses kognitif inferensial.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan empati adalah kemampuan kognitif untuk memahami kondisi mental dan emosional orang lain.