Advertisement
Asimilasi atau Perbauran |
Pengertian Asimilasi menurut Soerjono Soekanto, Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Suatu Asimilasi ditandai dengan adanya usaha-usaha orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga yang meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan didasarkan pada kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan yang diinginkan bersama. Apabila orang-orang melakukan asimilasi ke dalam suatu kelompok manusia atau kelompok masyarakat, maka dia tidak lagi membedakan dirinya dengan kelompok tersebut.
Dalam proses asimilasi, mereka mengidentifikasikan dirinya dengan kepentingan-kepentingan serta tujuan-tujuan kelompok. Jika dua kelompok manusia mengadakan asimilasi, batas-batas antara kelompok-kelompk tadi akan hilang dan keduanya bersatu menjadi satu kelompok. Secara singkat dapat dikatakan bahwa proses asimilasi ditandai dengan pengembangan sikap-sikap yang sama, walau terkadang bersifat emosional dalam tujuannya untuk mencapai kesatuan atau paling tidak mencapai integrasi dalam organisasi, pikiran dan tindakan. Dalam hal ini Proses Asimilasi dapat timbul jika :
- Proses asimilasi timbul bila ada kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaan.
- Proses asimilasi timbul bila ada orang perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara langsung dan intensif untuk waktu yang lama, sehingga kebudayaan-kebudayaan dari kelompok-kelompk manusia tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri.
Adanya kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi bagi berbagai golongan masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda dapat mempercepat proses asimilasi. Di dalam sistem ekonomi yang demikian, di mana masing-masng individu mendapat kesempatan yang sama untuk mencapai kedudukan tertentu atas dasar kemampuan dan jasa-jasanya, proses asimilasi dipercepat, oleh karena kenyataan yang demikian dapat menetralisir perbedaan-perbedaan kesempatan yang diberikan sebagai peluang oleh kebudayaan-kebudayaan yang berlainan tersebut.
Sikap saling menghargai terhadap kebudayaan yang didukung oleh masyarakat yang lain, dimana mereka mengakui kelemahan dan kelebihannya masing masing, dapat mendekatkan masyarakat menjadi pendukung kebudayaan-kebudayaan tersebut. Apabila ada prasangka, maka hal demikian akan menjadi penghambat bagi berlangsungnya proses asimilasi.
Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa di dalam masyarakat juga mempercepat proses asimilasi. Hal ini misalnya dapat diwujudkan dengan memberikan kesempatan yang sama bagi golongan minoritas untuk memperoleh pendidikan, pemeliharaan kesehatan, penggunaan tempat-tempat rekreasi dan sebagainya.
Mendekatkan masyarakat pendukung kebudayaan yang satu dengan yang lainnya dapat dilakukan dengan Pengetahuan akan persamaan-persamaan unsur pada kebudayaan-kebudayaan yang berlainan. Suatu penelitian yang mendalam dan luas terhadap kebudayaan-kebudayaan khusus di Indonesia akan memudahkan asimilasi antara suku-suku bangsa yang menjadi pendukung masing-masing kebudayaan khusus tersebut. Hasil-hasil dari penelitian yang mendalam dan luas tadi akan menghilangkan prasangka-prasangka yang semula mungkin ada antara pendukung-pendukung kebudayan-kebudayaan tersebut.
Dari berbagai proses asimilasi yang pernah diselidiki oleh para ahli terbukti bahwa asimilasi tak akan terjadi walaupun terdapat pergaulan yang luas dan intensif antara kelompok-kelompok yang bersangkutan. Hal ini terjadi bila antara kelompok tersebut tidak ada sikap toleransi dan simpati. Dalam keadaan yang demikian proses asimilasi akan mengalami perhambatan. Contoh asimilasi dalam hal ini dapat dilihat dari hubungan antara orang-orang Tionghoa di Indonesia yang bergaul intens dan luas dengan orang-orang asli Indonesia sejak berabad-abad yang lalu, akan tetapi belum juga terintegrasi ke dalam masyarakat Indonesia.
Sumber :
- Soerjono Soekanto, 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Penerbit PT Raja Grafindo Persada : Jakarta.